Konsep
Konsep dibentuk melalui proses abstraksi
contoh diperkuat dengan contoh yang salah sehingga siswa mampu menggolongkan yang benar dan salah.
DILARANG MENGAWALI MATERI DENGAN DEFINISI/ RUMUS
Skema
Skema tersusun dari beberapa konsep yang saling berhubungan.
Berpikir secara skematis untuk menghubungkan antar konsep agar mudah dipanggil ulang.
Bagian penting di RPP
Apersepsi: Mengecek konsep yang ada di benak siswa, apakah sudah siap belajar. Bisa dengan memberi kuis kecil (dengan menghindari pertanyaan yang bisa dijawab massal, karena “tidak memberikan info apa-apa”), menunjuk siswa
Motivasi
Tujuan pembelajaran
Setelah beberapa pertemuan, perlu membuat rangkuman dari beberapa konsep
Kecerdasan Intuitif: Memahami sesuatu tanpa banyak dipikirkan/dipelajari
Kecerdasan reflektif: …
Modal utama guru
Menguasai materi yang diajarkan
Jika tidak, maka guru akan kehilangan rasa hormat, tidak dianggap oleh murid
Jika tidak bisa menjawab pertanyaan murid, “dijawab nanti/ bsk ingatkan lagi”
Jangan salah konsep
Memahami bahwa siswa beragam dalam berbagai aspek (kecerdasan, ltr blkng, …)
- Guru membantu siswa meraih prestasi optimal apapun jenis kecerdasannya oleh karena itu perlu ilustrasi berbeda-beda.
Kecerdasan intuitif bekerjasama dengan reflektif
Intuitif memberikan ide awal terhadap suatu soal
Melatih dengan mencongak untuk reflektif
Belajar membuktikan rumus untuk intuitif
Orang yang cenderung intuitif cepat merespon sehingga sering mendominasi kelas dan teman yang lain menjadi apatis (“Mesti dijawab dia”), selain itu menjadikan yang lain berpikir “kok bisa?”.
Alangkah lebih baik guru memberikan pengantar sebelum soal keluar, sehingga semua bisa menjawab, bukan hanya yang intuitif. Guru juga membuktikan rumus yang belum terbukti.
Guru baik adalah guru yang menguasai materi dan menjelaskan dengan jelas, serta
The best teachers are those who are still active learners.
Guru dapat belajar dari pengalaman sendiri, maupun belajar dari bagaimana siswa belajar.
Pengalaman dapat menjadi guru terbaik apabila seseorang ingin belajar dari pengalaman
Simbol
Simbol sebagai alat komunikasi dan penjelas, bagian yang paling penting adalah makna dari simbol tersebut.
Tipe-tipe pendengar/ pembaca:
Belum mengetahui sama sekali, tetapi ingin tahu
Mengetahui secara umum, tetapi belum mengetahui detailnya
Sudah tahu banyak, tetapi sengaja ingin mencari celah (menyalahkan)
Belum mengetahui dan tidak ingin tahu
Sebelum memasuki kelas, hal pertama dan utama adalah guru menguasai materi yang diajarkan (jika bisa, melebihi materi yang sedang diajarkan).
Memikirkan bagaimana caranya agar materi dengan dapat dengan mudah diapahami oleh murid
Merancang pembelajaran yang menyenangkan
Mengantisipasi pertanyaan siswa
Memicu rasa ingin tahu
Memikirkan detail suatu simbol, misal garis sejajar, tanda pada segitiga siku-siku.
Konsep itu abstrak, namun dapat disimbolkan
Konsep dapat diwujudkan dalam tanda-tanda (Simbol/lambang)
Dibalik sebuah lambang, terdapat arti, maka harus konsisten dalam menggunakan lambang.
Nama barang bisa berubah, tetapi barangnya tetap
(Misal: satu, siji, one, setunggal)
Simbol dapat digunakan untuk mencatat pengetahuan. Misal gagasan hanya ada di pikiran, tidak ada yang bisa tahu kecuali diri sendiri, oleh karena itu perlu dicatat/ dikomunikasikan sehingga jika kita meninggal, ilmu itu tidak hilang.
Isi pikiran tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengetahui isi pikiran siswa (pemahaman), guru meminta siswa menyelesaikan soal.
Jangan membebani psikologis murid
Apabila menulis rumus, beri keterangan
Misal : \(\int^b_a f(x)dx= F(b)-F(a)\)
\(b\) = batas atas
\(a\) = batas bawah
\(f(x)\) = batas variabel
Membentuk konsep baru
Konsep primer: dapat tanpa lambang
Konsep sekunder: menunjukkan persamaan/ hubungan dengan lambang
Suatu obyek dapat digolongkan menjadi beberapa cara, misal bilangan \(64=8^2=4^3=100-36\)
\(4x^2-12xy+9y^2\) tidak negatif, karena bisa diubah menjadi \((2x-3y)^2\) sehingga pasti tidak negatif
Semakin banyak kita menggolongkan sesuatu, semakin banyak masalah yang dapat dipecahkan
Simbol/ lambang digunakan untuk komunikasi/ memberikan penjelasan
Penyebab gagal:
Kemungkinan digunakan skema yang salah
Celah antara gagasan baru dengan skema yang sudah ada terlalu besar
Skema yang sudah ada mungkin tidak mampu menyerap gagasan baru tanpa penyesuaian
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Motivasi
Kepercayaan diri
Kecemasan
Simbol Verbal dan Simbol Visual
Simbol visual: Sulit dikomunikasikan, bersifat lebih ke individual (misal, geometri)
Simbol verbal: Mudah dikomunikasikan, bsersifat lebih umum (misal, persamaan, aljabar)
Contoh: Gambar segitiga => Simbol visual
Ukuran pada segitiga => Simbol verbal
Cemas
Kecemasan dalam batas wajar bisa mmenjadi motivasi
Motivasi dalam: keingingan sukses, malu untuk gagal
Motivasi luar: Pujian
Tanda-tanda kecemasan dalam pelajaran
Menghindari dari guru
Mudah panik
Susah fokus
TIdak mau menjadi pusat perhatian
Pesimis
Malas belajar karena kurang paham
Blank menjelang ujian
Keringat dingin
Takut melihat banyak simbol
Guru perlu mewujudkan pembelajaran matematika yang mengurangi kecemasan siswa sekaligus meningkatkan motivasi
Diskusi
Agar diskusi lebih optimal, terdiri dari 3-5 org (rekomendasi 4), terdiri dari murid heterogen (yang rangking tinggi menyebar di segala kelompok)
Teori Belajar Thorndike
Belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Belajar akan lebih berhasil jika diikuti dengan rasa senang/ kepuasan. Teori Connectionisme atau jg teori trial and error.
Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang mampu menguasai hubungan antara stimulus dan respon
Untuk membangun hubungan stimulus dan respon perlu berlatih secara berulang.
Teori Belajar Pavlov
Percobaan:
Anjing kasih makan, ngiler
Anjing kasih lonceng, ga ngiler
Anjing kasih makan dan lonceng, ngiler
Ketiga tahap diatas diulang ulang, sehingga
Anjing kasih lonceng, ngiler
Percobaan, mengurangi stimulus dari waktu ke waktu.
Pada teori Pavlov, faktor-faktor lain diabaikan
Teori Belajar Ausubel
Buatlah pembelajaran yang bermakna
Teori belajar bermakna sehingga anak dapat mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari.
Tidak bermakna ketika murid tidak/kurang dapat mengaitkan konsep yang telah dipelajari, sehingga murid cenderung menghafal
Macam-macam
Penemuan bermakna : Mudah dipahami
Penemuan tidak bermakna: Otodidak, dihafal sendiri
Penerimaan bermakna
Penerimaan tidak bermakna : Dihafal
Macam-macam tersebut dapat dilihat dari kemampuan siswa mengaitkan konsep yang telah dipelajari.
Keunggulan
Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat. Secara bermakna maksudnya dapat mengaitkan dengan konsep-konsep sebelumnya.
Konsep yang terlupakan masih membekas, sehingga siswa masih dapat dengan mudah memanggil kembali ingatannya.
Kelemahan
- Banyak menyita waktu
Dapat diatasi guru, dengan guru memahami peta konsep dan melakukan perencanaan waktu yang matang, juga murid mencatat pengetahuannya.
Dibagian pendahuluan, ada bagian apersepsi, untuk mengingatkan kembali ke murid materi yang telah dipelajari, sebagai dasar materi baru yang akan dipelajari.
Relevansi
Siswa berperan aktif dalam pembelajaran sehingga siswa dapat menyusun sendiri ingatan kognitifnya.
Matematika adalah penerapan sehari-hari, jangan dibiarkan dalam bentuk “jadi”
Teori Gagne
Belajar adalah kegiatan yang komplek
Objek langsung: Keterampilan, fakta, konsep, aturan
Fase motivasi
Pengenalan
Perolehan
Retensi
Pemanggilan
Generalisasi
Penampilan
Umpan balik